Hollaaa~😆
Kalian lagi apa sebelum nonton video ini?
Jangan tanya balik, ya.
Tanpa kalian tanya, pasti kalian bisa tebak aku lagi ngapain.
🤔: Padahal kita gak tau loh, Kak.
👽: Tentu aja aku lagi nulis surat cinta ini untuk kalian~
—————————————————————
Tau, gak?
Aku tuh kaget banget pas lihat Banyuwangi dari atas.
Kira-kira ekspresi aku kayak gini:
😱😱😱
Artinya: Gilaaa! Bagus amat!!!
Ekspresi yang sama seperti ketika aku lihat Bintan dan Padang.
Seriusan.
Aku jatuh cinta banget sama keindahan Banyuwangi — meski banyak yang belom aku sentuh — tapi dari segelintir yang aku lihat, itu udah lebih dari cukup untuk menumbuhkan rasa sukaku~😍
—————————————————————
Aku nulis ini sehari setelah ketemuan sama Dennis.
AAAAAAAAAAAAAAA!
Dia baru aja balik dari Aussie.
Setelah sekian purnama kami gak saling bertukar kabar — iya, dekat itu gak harus tiap hari ngechat atau telepon — kalian tau ini kan, ya?
Kami menghabiskan waktu seharian hanya untuk ngobrol.
Tentu aja obrolin kehidupan.
🤔: Yang diobrolin apa, Kak?
👽: Tentu aja aku gak bisa kasih tau. Soalnya terlalu pribadi hahaha
BTW aku boleh tanya sesuatu gak?
Apa kalian pernah ngalamin kesulitan untuk cerita ke teman dekat karena kalian tau mereka akan ngejudge?
Pernah gak?
Jujur.
Aku pernah banget.
Ada hal-hal tertentu yang aku simpan sendiri untuk sementara — dan pilih teman dekat lainnya untuk aku berkeluh kesah tukar pikiran tentang hal-hal tersebut itu.
Teman dekat lainnya yang aku maksud di sini adalah Dennis 😆
Seriusan.
Dia pulang ke Indonesia di waktu yang sangat tepat.
Di saat aku udah gak tahan dan kebingungan akan hal ini.
Sang Pencipta baik banget.
Kekhawatiranku langsung dijawab dengan kepulang Dennis~🥺
Yang aku suka dari sharing ke Dennis adalah…
Keterbukaan dia dalam menerima segala hal yang dibahas tanpa ngejudge dan tanpa bilang ini salah atau benar.
Dennis bisa membuka tangannya — menerima cerita secara apa adanya — dan kasih sudut pandangnya tanpa menghakimi.
Kalian tau perasaan secure (aman) meski udah sangat transparan penuh cela?
Nah, itu yang aku rasain.
Makanya satu hari selalu gak cukup untuk tukar pikiran sama Dennis.
Ketika itu aku mendadak kangen masa-masa di mana kami masih kerja bareng di MBDC.
🤣🤣🤣
Aku bersyukur Sang Pencipta kasih beberapa teman sesuai dengan “kebutuhanku” — dan aku harap kehadiranku di hidup mereka pun dapat mengisi “kebutuhan” mereka~🙏🏼
xoxo,
RSW